Diagonal Select - Hello Kitty
RSS

TEORI KEWIRAUSAHAAN



TEORI KEWIRAUSAHAAN


A. Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke dan akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil dari berbagai sumber :
Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.
Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services)
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources)
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

B. Tujuan Kewirausahaan
Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal 5 Maret 2012 jumlahnya telah melonjak tajam menjadi  maka tidaklah mengherankan apabila saat ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13%  penduduknya menjadi wirausahawan.

Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.

Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu negara akan meningkatkan daya saing negara tersebut ?, jawabanya saya kira cukup jelas. Pertama, sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak pegawai negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka setiap bulan memakan anggaran negara untuk menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada perekonimian nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat konsumsi.

Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus pro aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi nasional secara makro, dan mempercepat roda pembangunan nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat bermanfa’at bagi masyarakat luas.

C. Teori-teori dalam Kewirausahaan
1. Bisnis Plann dan Peran Bisnis Plan



Gagalnya calon pengusaha atau pengusaha diawal usaha mereka adalah akibat tidak mampu merancang perencanaan bisnis (business plan) yang baik. Maka, begitu memasuki dunia bisnis, banyak hal yang tak terduga muncul dan tak tahu apa yang harus dilakukan. (Rhenald Khasali)


Business Plan adalah rancangan penyelenggaraan sebuah usaha bisnis secara menyeluruh terhadap semua aspek yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha tersebut. Ketika business plan kita sudah mantap, maka kita akan mendapatkan jaminan yang lebih serius dari pengelola bisnis yang bersangkutan.

Fungsi Awal Business Plan :

  • Peta jalan. Business plan adalah juga peta jalan bagi perusahaan. Seperti kapan kita harus mulai berhenti untuk melakukan manuver seanjutnya. Dalam hal ini business plan dibutuhkan untuk pencapaian target yang telah kita tetapkan di awal tahun memulai suatu usaha. Dalam pembuatan peta, kita wajib melihat dari sisi global baru perlahan menuju sisi yang lebih lokal.

  • Contingency plan. Alangkah baiknya jika kita juga menyediakan beberapa versi business plan. Karena kondisi yang juga tidak akan pasti. Diperlukan banyak alternatif business plan. Meningkatkan daya nalar. Business plan diharapkan dapat meningkatkan daya nalar dari semua orang yang terlibat di dalamnya. Sehingga semua orang yang ada dalam perusahaan bisa menjadi dewasa. Karena kedewasaan penting dimiliki setiap karyawan yang ada di perusahaan.

  • Alat evaluasi. Business plan bisa dijadikan sebagai alat evaluasi. Karena di dalam business plan harusnya terdapat aturan – aturan yang harus dipatuhi sehingga juga memudahkan bagi pengusaha untuk mengetahui alasan dia mengalami peningkatan atau penurunan.

Dalam perencanaan bisnis ada 9 poin yang harus diperhatikan :
Pertama: memilih bidang usaha
Dalam memilih bidang usaha yang perlu diperhatikan adalah:
a. bidang usaha tersebut ada pasarnya
b. bidang usaha tersebut kita senangi
c. bidang usaha tersebut kita memiliki keahlian atau sumber daya manusia yang ahli di sekitar tempat usaha.
Kedua: estimasi (perkiraan).
Dalam bisnis ada 3 model estimasi
  1. Proyeksi
  2. Prediksi
  3. Intuisi
Ketiga: Studi klayakan
Studi kelayakan merupakan konsep untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak. Banyak usaha gagal karena tidak membuat studi kelayakan.
Manfaat studi kelayakan:
  1. sebagai pembanding antara rencana dan pelaksanaan 
  2. bahan informasi(company profile) 
  3. pelengkap pengajuan kredit-kerjasama 
  4. pelengkap pengajuan izin usaha
Keempat:kondisi lokal
Dalam perencanaan bisnis perlu dipahami tentang kondisi lokal yang menyangkut:
  1. Sumber daya manusia
  2. Bahan baku tersedia
  3. Keadaan lokal yang spesifik (agama, adat, kepercayaan, budaya)
Kelima: Kapan Memulai
Dalam merencanakan kapan akan dimulai suatu usaha harus diperhitungkan aspek pasar.
Keenam: Membuat Kebijaksanaan
Dalam perencanaan perlu ditentukan kebijaksanaan yang akan diambil, yaitu menyangkut:
  1. Jenis usaha yang akan dikerjakan
  2. Modal yang akan digunakan
  3. Orang/lembaga yang akan diajak kerjasama
  4. Asuransi mana yang akan dipakai?
  5. Apa saja yang akan diasuransikan?
  6. Kapasitas usaha
Ketujuh: Rencana Pemasaran
  1. Memperkirakan penjualan
  2. Mengukur kondisi pasar
  3. Memilih teknik menjual
  4. Membuat rencana penjualan
  5. Menentukan harga
  6. Rencana distribusi
  7. Rencana promosi
Kedelapan: Rencana Produksi
Produksi adalah proses memanfaatkan bahan baku menjadi akhir melalui suatu kreasi
Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Dari perkiraan penjualan dapat ditentukan macam dan jumlah barang yang perlu  diproduksi
b. Ada 2 model produksi :
    - produksi berdasarkan pesanan
    - Produksi berdasarkan perkiraan
c. Lebih murah memproduksi dalam jumlah banyak
d. Pembelian mesin/peralatan baru, harus dipikir matang
Kesembilan: Rencana Keuangan dan Anggaran
Tujuan setiap usaha mendapatkan profit dengan menggunakan modal secara efisien. Maka daari itu perlu rencana penggunaan modal dan mengetahui bagaimana hasilnya. Dalam rencana tersebut yang berperan penting adalah :
  1. Program keuangan
  2. Anggaran
  3. Pendapatan, pengeluaran dan laba yang diharapkan.

 
2. Teori Analisis SWOT
 

Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT.  SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat  sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja
1. Pengertian Strengh (Kekuatan)



adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
Strengh (Kekuatan) dalam Bisnis Plan
Strength dalam hal ini diartikan sebagai kekuatan atau hal positif yang menonjol dari perusahaan / produk yang dapat dijadikan sebagai competitive advantage (keunggulan bersaing). Misalnya :
 Brand nama yang terkenal
·         Hak paten
·         Market share yang relatif besar / dominan
·         Reputasi yang baik
·         Skill / kemampuan / spesialisasi perusahaan
·         Jaringan distribusi yang luas
2. Pengertian Weaknesses (kelemahan)
adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.

Weaknesses (kelemahan) dalam Bisnis Plan
Kebalikan dari Strength, Weakness merupakan kekurangan atau hal – hal yang tidak/belum dimiliki perusahaan untuk bersaing di pasar. Misal :
·         Brand nama tidak terkenal
·         Reputasi yang kurang baik di mata konsumen
·         Biaya produksi relatif mahal dibanding pesaing
·         Harga yang kurang kompetitif

3. Pengertian Opportunity (kesempatan)

adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.



Opportunity (kesempatan) dalam Bisnis Plan
Opportunity dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menjadi potensi untuk meningkatkan profit, market share atau pertumbuhan.  Beberapa contoh opportunity antara lain :
·         Kondisi perekonomian yang membaik sehingga meningkatkan daya beli masyarakat
·         Adanya permintaan atau kebutuhan tertentu yang selama ini belum dilayani oleh produk / perusahaan lain
·         Teknologi baru yang memungkinkan produksi / distribusi menjadi lebih  efisien atau dapat meningkatkan kualitas produk / jasa
·         Peraturan pemerintah yang mendukung bisnis
·         Dibukanya larangan perdagangan di negara tertentu
·         Dibukanya jalur distribusi baru, dan lain – lain.

Pengertian Threat (ancaman)
adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
Threat (ancaman) dalam Bisnis Plan
Threat adalah kebalikan dari Opportunity, yang merupakan halangan atau ancaman bagi
perusahan dalam memperluas pasar atau mendapatkan profit. Misalnya :
·         Pesaing yang semakin gencar
·         Munculnya produk substitusi / pengganti
·         Konsumen mengurangi daya konsumsinya.
·         Peraturan pemerintah
·         Trend atau perubahan sosial yang kurang menguntungkan bagi perusahaan.



3.Marketing
Marketing atau yang dalam Bahasa Indonesia adalah Pemasaran merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah perusahaan. Menurut salah satu pakar terkemuka dunia dalam bidang Pemasaran, Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran Edisi Millenium mengemukakan pengertian Pemasaran yang dibedakan menjadi dua yaitu pengertian secara sosial dan secara manajerial :
# PHILIP KOTLER
Marketing adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Seorang marketer bisa di bilang termasuk yang paling sering mendapat perhatian. Kenapa bisa ? Sebab kelangsungan dari suatu  bisnis sangatlah tergantung oleh strategi pemasaran bisnis tersebut, dan pastinya hal ini marketer-lah yang memegang peranan penting.
Pada dasarnya Marketing dalam suatu dunia bisnis, bisa  dikategorikan ke dalam beberapa Tipe Marketing Dunia Bisnis Yang Umum Kita jumpai, antara lain :
1.    Tipe Professional
Tipe marketing ini dapat memperluas pandangan si customer tentang produk yang ditawarkannya. Marketer menunjukkan kepada customer bahwa dia menjual solusi untuk mengatasi masalah. yang sedang dihadapi para customer. Marketing tipe ini biasanya mendekati customer dengan cara menggali kebutuhan atau keinginan customer. Baru ketika problem spesifik si customer ditemukan, lalu ditawarkanlah solusi yang terbaik untuk customer tersebut.  Setelah penjualan terjadi pun, marketing profesional akan terus menjaga hubungan baik dengan customernya. Kelebihannya lagi, marketer professional biasanya selalu memiliki kreativitas yang tinggi, sehingga sekalipun cara yang dilakukan sudah umum dilakukan, namun karena kreativitasnya mampu membuat cara yang biasa tersebut menjadi tak biasa.
2.   Tipe Pedagang
Jenis marketing ini hanya sekedar membawakan produknya ke konsumen, tanpa memperdulikan kebutuhan atau keinginan dari konsumen tersebut. Sehingga kebanyakan marketer jenis ini lebih banyak bicara sendiri daripada mengajak bicara konsumen, apalagi menanyakan tentang apa yang sedah dibutuhkan konsumen.
3.   Tipe perayu
Tipe ini lebih menonjolkan dirinya sendiri daripada produk yang dibawanya. Biasanya mereka akan merayu habis-habisan bahkan terkadang sampai berlebihan, seperti misalnya sampai merengek-rengek, menarik tangan customer bahkan sampai memohon-mohon agar si customer membeli produk mereka.
4.   Tipe Penyerang
Biasanya marketing jenis ini sering melakukan tindakan yang kurang bijak, seperti misalnya menjelek-jelekkan produk lain yang menjadi pesaingnya. Cara-cara yang digunakan pun mulai dari yang paling halus hingga yang paling jahat sekalipun. Misalnya menyebar isu di lingkungan konsumen tentang kekurangan produk kompetitor, tujuannya tentu agar para customer meninggalkan produk lamanya dan beralih ke produk yang dia bawa.
5.   Tipe Penduplikat
Tipe marketing ini bisa dibilang yang paling sering dijumpai. Yaitu marketer yang mengkombinasikan antara menjual produk dengan menjual dirinya (menonjolkan kemampuan diri). Sayangnya, teknik penawarannya terlalu standar atau kurang menarik karena selalu monoton (begitu-begitu saja, tidak inovatif / tidak berkembang) karena mereka hanya menyerap ilmu dari marketing yang sudah professional dan hanya menirunya saja.
6.   Tipe Pasif
Marketing tipe ini biasanya sangat pasif dan cenderung tertutup, jarang melakukan pendekatan kepada konsumen. Marketer jenis ini beranggapan bahwa jika si customer memang butuh pastinya akan membeli sendiri, tanpa perlu ditawari. Sehingga karena jarang melakukan pendekatan, maka hubungan yang dibangun kurang interaktif. Tipe ini bukan tidak ingin melakukan pendekatan., hanya saja terkadang karena terhalang oleh rasa kurang percaya diri dan malu jika harus berbicara menawarkan produknya.


1.       Tipe Wirausahawan
Ciri-ciri wirausahawan (BN. Marbun. 1993.63)
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri
- Kepercayaan (keteguhan) 
- Ketidak tergantungan.
- Kepribadian mantap
- Optimisme
Berorientasi tugas dan hasil
- Kebutuhan atau haus akan prestasi 
- Berorientasi laba atau hasil
- Tekun dan tabah
- Tekad, kerja keras dan motivasi
- Energik
- Penuh inisitif
Pengambil resiko
- Mampu mengambil resiko 
- Suka pada tantangan
Kepemimpinan
- Mampu memimpin 
- Dapat bergaul dengan orang lain
- Menanggapi saran dan kritik
Keorsinilan
- Inovatif 
- Kreatif
- Fleksibel
- Banyak Sumber
- Serba Bisa
- Mengetahui Banyak
Berorientasi ke masa depan
- Pandangan ke depan 
- Perseptif

Beberapa kelemahan Wirausaha Indonesia (Heidjrachman Ranu Pandojo (1982 : 16)
  1. Sipat mentalitet yang meremehkan mutu
  2. Sifat mentalitet yang suka menerabas
  3. Sifat tak percaya kepada diri sendiri
  4. Sifat tak berdisiplin murni
  5. Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggungjawab yang kokoh

Perilaku positif orang Jepang sangat menunjang keberhasilan usaha mereka
  1. Orang Jepang selalu bertindak ekonomis bahkan kadang-kadang terkesan pelit
  2. Daya tahap dan kegigihan orang Jepang dalam bekerja sehingga mereka mampu berprestasi maksimal
  3. Tidak cepat puas dengan hasil kerjanya
  4. Mereka sanggup bekerja keras, tidak ingin cepat-cepat  menduduki kursi empuk
  5. Orang jepang memiliki orientasi puturistik yang kuat
Rahasia keberhasilan seorang wirausahawan
Sebetulnya tidak ada rahasia yang penting adalah kemampuan pengusaha untuk lebih kreatif dan memanfaatkan inovasi dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari menurut Zimmerer kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru dalam melihat peluang atau problem yang dihadapi
Beberapa hambatan munculnya kreatifitas
  1. mencari jawaban soal hanya satu yang benar
  2. Pokus pada harus logis tidak boleh aneh-aneh
  3. Harus taat pada aturan
  4. Tetap konstan pada praktek yang dilakukan selama ini
  5. Menganggap permainan satu hal membuang waktu dan percuma pada permainan hal yang mendasar untuk creative thinking
  6. Terlalu menekankan pada spesialisasi
  7. Menghindar dari sipat abiguiti, sipat mendua padahal sipat abiguiti bisa menjadi pendorong utama bangkitnya kreatifitas dengan cara boleh berpikir beda.
  8. Takut terlihat bodoh
  9. Takut salah takut gagal
  10. Terpaku pada stigma saya tidak kreatif
·         Semboyan Intrepreneur agar kreatif
Intrepreneur selalu mimpi ide baru, selalu bertanya mengapa tidak, apa yang terjadi jika begini, selalu awas dalam melihat peluang, buat se simple mungkin, coba ini, sesuaikan dan kerjakan.
·         Jalan Menuju Wirausaha Sukses Murphy and Peck (1980 : menggambarkan 8 anak tangga untuk mencapai puncak karir yaitu :
  1. Mau kerja keras (Capacity For Hard  Work)
  2. Berkerja sama dengan orang lain (Getting Things Down With and Through People)
  3. Penampilan yang baik (Goog Appearance)
  4. Yakin (Self Confidence)
  5. Pandai membuat keputusan (Making Soung Decision)
  6. Mau menambah ilmu pengetahuan (Collage Education)
  7. Ambisi untuk maju (Ambition Drive)
  8. Pandai Berkomunikasi (Ability ti Communicate)

Karakteristik Wirasusaha yang sukses dari Zimmerer
  1. Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya boleh dikata setiap saat pikiran tidak lepas dari perusahaannya.
  2. Mau bertanggung jawab
  3. Keinginan bertanggung jawab ini erat hubungannya dengan mempertahankan Internal Locus Of Control yaitu minat kewirausahaan dalam dirinya
  4. Peluang untuk mencapai obsesi
  5. Toleransi menghadapi resiko kebimbangan dan ketidakpastian
  6. Yakin pada dirinya
  7. Kreatif dan fleksibel
  8. Ingin memperoleh balikan segera
  9. Energik tinggi
  10. Motivasi untuk lebih unggul
  11. Berorientasi ke masa depan
  12. Mau belajar dari kegagalan
  13. Kemampuan memimpin

Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan wirausaha
  1. Mampu melayani konsumen secara baik dan mengetahui persis target marketnya
  2. Memiliki modal cukup
  3. Bisa mengangkat tenaga kerja yang baik dan tepat
  4. Mencari dan menggunakan informasi yang teratur
  5. Menyimak dan mengikuti peraturan-peraturan yang dilakukan oleh pemerintah
  6. Memiliki tenaga ahli yang bisa diandalkan
  7. Mampu memanage waktu secara efektif
Sumber


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS