Diagonal Select - Hello Kitty
RSS

Eccedentesiast

Am i an Eccedentesiast ?? I think right

“Dia tersenyum, tetapi sebenarnya tidak. Ia tertawa tetapi sebenarnya Ia menangis. Ia ceria tetapi sebenarnya Ia bersedih.”  

Apa kamu tahu mengapa Ia dapat seperti itu? Ada apa dengannya? Tidak. Tidak. Jika kamu berfikir dia gila, aku tegaskan sekali lagi. Dia tidak gila. Tidak gila. Lalu kenapa? Ia hanya berusaha mencoba tersenyum di saat semua orang menjauh.
Ia pernah berputus asa dalam menghadapi dunianya.  Bagaimana Ia tidak berputus asa jika segala sesuatu yang Ia harapkan dalam dunianya tidak dapat Ia dapatkan? Bagaimana Ia tidak berputus asa jika semua hal di dunia ini harus Ia hadapi dengan tangisan? Bagaimana tidak Ia berputus asa jika segala yang Ia lakukan tidak berarti apa-apa untuk orang lain?

Dia Eccedentesiast. Apa Ia salah menjadi Eccedentesiast? Apa Ia salah jika Ia tetap menjalani harinya di balik tangisannya? Apa dia berdosa jika Ia mencoba tersenyum walaupun sambil bersedih? Tidak. Walalupun Ia pernah berfikir tidak ada gunanya lagi jika Ia hidup, tetapi untung sajalah Tuhan menyelamatkannya. Tuhan memberikan senyumnya yang indah itu untuk tetap menjalani hari.

Lalu, bukankah menjadi Eccedentesiast lebih baik dibanding seseorang yang selalu terpuruk dalam kehidupannya tetapi tidak pernah bangkit untuk mejalai hidup? Lebih baik mana? Menjadi Eccedentesiast bukan?  Ia berhasil! Ia berhasi l tersenyum! Tersenyum dalam tangisannya.

Tetapi sekali lagi. Eccedentesiast? Apa itu? Eccedentesiast merupakan sebuah kata asing yang merupakan sebutan untuk seseorang yang selalu menyembunyikam perasaan sakitnya dibalik senyumnya.

Ah? Berarti dia munafik? Tidak. Jika kamu berfikir Ia munafik. Itu tidak benar. Bahkan jauh dari kata kemunafikan. Ia hanya tetap tersenyum saat dunia menjauhinya. Kau tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya seorang Eccedentesiast  lakukan.
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Awal nya aku menemukan tulisan ini di fb teman ku, Aku penasaran dengan apa itu Eccedentesiast. Aku lalu mencari arti kata tersebut, di google translate pun tidak ada. Aku semakin penasaran. Setelah search beberapa artikel ternyata banyak pengertian tentang apa itu Eccedentesiast. Eccedentesiast  adalah kata asing yang dalam kamus istilah >>> Eccedentesiast  : (n) A person who fakes a smile.

Kalimat tersebut jika diartikan menjadi Eccedentesiast  adalah seseorang dengan senyum palsu. But, menurut definisiku Eccedentesiast  adalah kata yang merujuk pada sikap seseorang yang cenderung menutupi rasa sakit di balik senyumnya. :)

Hah? Berarti dia munafik dong? Big NOOOOO. Jika kalian berpikir Ia munafik itu salah besar Itu gak benar. Apa yang gagal kalian pahami? Eccedentesiast  bahkan jauh dari kata kemunafikan. Seorang Eccedentesiast  hanya berusaha tetap tegar dengan senyumnya meski Ia merasa disakiti, dibohongi, dikhianati, dikecewakan, dijatuhkan dan masih banyak lagi. Intinya moto seorang Eccedentesiast adalah  whatever happens, keep smiling :D
Menurut pendapat pribadiku sendiri seorang Eccedentesiast itu adalah manusia pilihan Allah yang diberiNya lakon hidup dengan karakter emosional yang kuat juga penuh ikhlas. Mampu merasakan apa yang dirasakan sekitarnya. Serta sangat mencintai kedamaian dan membenci konflik.

Oke finally gak ada yang salah menjadi seorang Eccedentesiast. Kalian gak perlu nunjukin ke seluruh dunia kalo kalian lagi terpuruk (bahasa kerennya si galau). Stay strong. Because Allah always knows what you feel. Just keep it inside and smiling on the world :) 

Jadi Eccedentesiast itu merupakan sebuah istilah yang artinya seseorang yang menyembunyikan rasa sakit mereka dibalik senyumnya. Sebenernya Eccedentesiast itu bukan menjurus ke seseorang yang munafik. Namun, maksudnya sosok Eccedentesiast itu cenderung lebih memendam rasa sedih dan berlagak seperti orang yang bahagia di depan semua orang dengan senyum ceria nya. Sosok Eccedentesiast sebenarnya mempunyai tekanan batin yang sangat dalam, mereka cenderung lebih memilih memendam perasaan sedih mereka agar orang disekitarnya gak tau bahwa ia sebenarnya memendam rasa sedih yang teramat dalam. Bukan lebay, memang sosok Eccedentesiast seperti itu. Dan aku baru tau itu. Makin kesini aku makin sadar kok istilah ini seolah-olah kok 'aku'  banget sih. Jujur, aku orangnya emang suka mendem perasaan sedih daripada lebay menunjukkan perasaan sedih aku ke orang-orang yang belum tentu orang-orang bener-bener tulus peduli sama aku. Aku lebih baik ketawa ngakak abis-abisan sampe sakit perut daripada nunjukkin kelemahan aku sama semua orang. Aku emang kadang sering Drama Queen di malam hari, tapi aku gak mau orang-orang ngeliat aku kaya gitu. Aku harus bisa tegar, aku kuat, dan aku gak boleh lemah meskipun lagi down down dan down J semangatttss JJ

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS