Diagonal Select - Hello Kitty
RSS

sabarsabar



Kesabaran yang selalu di Uji

Assalamualaikum, sahabat blogger. Aku disini ingin berbagi cerita sedikit tentang kelanjutan episode sakitku. Setelah 1 bulan berlalu menjalani KKN yang sangat membuat tubuh ini drop, dilanjutkan dengan semester 6 yang subhanallah, hampir materi nya dituangkan dalam bentuk makalah.  Tapi aku yakin insyaaAllah bisa menjalaninya dengan baik. Aamiin Allahumma Aamiin.
 Yaps, setelah dokter memintaku untuk check up lagi di akhir bulan januari dan untuk 1 bulan kemarin di hentikan kemotraphy. Tepatnya minggu lalu, aku ke RS Santo Boromeus Bandung entah untuk kesekian kalinya aku melakukan CT-SCAN dan MRI. Namun setelah itu aku menjalani tes Darah, Urine dan air Liur.

Disana aku sendirian menunggu, tak ada teman sama sekali. Jika melihat pasien lain yang mengalami sakit yang sama dengan ku mereka  hampir ditemani oleh saudara dan keluarganya. Melihat salah satu pasien seorang anak perempuan yang usianya kira2 10 tahun(SD kelas 6) itu terlihat bahagia, dan terpancar senyum ceria dari wajahnya. Padahal ia sudah berada di stadium 3 dengan penyakit yang sama dengan ku. 1 tingkat lebih tinggi daripada aku. Namun sepertinya anak itu tidak sedang memikirkan sakitnya atau bahkan ia tidak tahu dengan sakitnya. Terlihat dikepalanya yang hampir botak, wajah yang terlihat pucat pasi. Namun sekali lagi ia tidak terlihat sedih. Seperti ku waktu itu.

Memang terlihat diluar aku seperti orang baik2 saja, namun dalam hati ini mungkin Cuma Allah yang tahu. Teramat sangat menyakitkan. Iya , terkadang aku iri melihat pasien lain yang ditemani oleh keluarga, orang tua, saudaranya. Sedangkan aku sendirian. Memang sengaja sebenernya untuk tidak mengajak siapapun setiapku kerumah sakit. Dengan alasan lama mengantri. Padahal sebenernya bukan itu. Ada alasan lain yang membuatku ingin slalu sendirian kesana. Dan mungkin tidak akan bisa untuk aku jelaskan. Keluarga pasien pun  terlihat heran melihatku dan tak banyak dari mereka menanyakan “sakit apa dek? Kenapa sendirian? Mana orang tuamu? Atau temanmu?” banyak yang bertanya seperti itu, yah aku hanya menghela nafas dan mencoba menjawab semampuku. Sedih rasanya memang. Namun bagaimana lagi, disini aku memang sendirian tak ada sanak sodara satupun. Yang ada hanya teman, teman yang hanya sebatas teman bagiku. Tak seperti keluarga. Hanya 1 yang bisaku percaya disini, yang amat tulus menyanyangiku layaknya sepeti kakak yang sayang dengan adiknya. Namun dengannya pun aku tidak pernah mau ditemani kerumah sakit. Sebenerya pengen sekali mengajaknya kesana, namun aku tidak mau melihat ia khawatir, risau menungguku.
Aku membayangkan seandainya mama atau papaku yang menemani seperti anak itu, apakah aku masih terlihat baik2 saja?  apa aku masih bisa tersenyum didepan mereka? Mungkin bisa, namun sangat sulit sepertinya. Mama adalah orang yang berkali2 menanyakan keadaanku. Kakaku sering bilang dengan ku selalu mendengar mama berdoa sambil menangis “Allah, ya Mutakabbir......biar aku yang menggantikan putriku. Toh sama saja. Ia adalah bagian dari diriku, dan aku adalah bagian dari dirinya” ya allah, betapa menangis hati ini seketika mendengar doa seperti itu. Rasanya aku tidak ingin menceritakan apapun yang ku alami sekarang. Aku tau perasaan mama seperti apa mungkin akan ku rasakan nanti saat aku sudah menjadi seorang ibu. 

Waktu itu aku mendapat antrian no 2. Cukup memakan waktu sekitar 1 jam. Namun tak apalah, sudah biasa menunggu seperti itu. Disana pun aku menjalani serangkaian check. Dari mulai darah, urin, air liur, ct-scan dan mri. Setelah itu dicheck lah tekanan darah ku, yang untuk beberapa minggu terakhir ini selalu rendah sekitar 90/60 kadang 90/70 jauh diatas normal. Normalnya kan 120/80. Dari situ juga dicheck darah secara detail takutnya terjadi sesuatu dalam darah. Namun anehnya dokter langsung memasukkan ku keruangan ICU tanpa memberikan alasan. Disana aku dirawat secara intensif, diinfus atau lebih tepatnya fisioteraphy, lupa apa maksudnya hehe,,. Dan karena aku sendirian jadi hanya dibantu oleh seorang suster, beliau sangat sabar dan begitu sayang seperti anaknya sendiri. Disini kebanyakan dokter dan suster nya sudah tuir hehe J J jadi aku lebih menganggap mereka seperti ibu sendiri. Sekitar 3 atau 4 jam baru beres, sebeenrnya aku harus di opname, tapi aku ga mau. Dirasa masih kuat dan sanggup sendiri mah insyaa allah bisa sendirian. Harus kuat, sabar, ikhlas J ingat diluar sana banyak yang tidak seberuntung aku. :’)

Untuk hasilnya bisa diambil 2-3hari lagi, nanti dikabarin. Begitulah terakhir kata dokter saat aku meninggalkan rumah sakit itu. Dan aku selalu berdoa semoga hasilnya baik2 saja. Aamiin.

Singkat cerita, aku mengambil hasilnya hari rabu. Sekalian mau konsultasi jadwal berobat, karena memasuki semester ini kuliah dan tugas sudah lumayan padet. Hasilnya kemarin sangat mengecewakan, rasanya sudah tidak bisa menangis lagi,mungkin mata juga sudah capek mengeluarkan air terus..  entah untuk kesekian kalinya sel kanker sudah mencapai 70%, cepet kan.sel kanker begitu cepat menyebar. Sebenarnya dokter tidak mau melakukan kemotraphy, namun tidak bisa juga untuk melakukan operasi. 
Dengan berbagai pertimbangan. Golongan darah ku A, sangat mudah untuk si sel kanker bermutasi, sekarang takutnya sel kanker bisa nyebar ke darah nantinya malah jadi leukimia soalnya minggu terakhir darah ku selalu rendah(anemia), jumlah leukosit(sel darah putih) aku selalu tinggi dibandingkan trombosit(sel darah merah), normalnya kan sebaliknya, terus ntah kenpa beberapa hari ini tangan ku selalu gemeteran terus sempoyongan, kalau luka sedikit saja darahnya susah berhenti maka dari itu jika di operasi berakibat fatal yaitu terjadi pendarahan hebat bahkan bisa infeksi ke syaraf lain. 

Tapi aku juga sebenarnya tidak pernah mau untuk di operasi. Mama ku pun tidak mengijinkan operasi atas segala resiko nya. Faktor ini masih dalam penelitian dokter karena sangat jarang ditemukan sel kanker yang cepat meningkat dalam waktu 1 minggu.. Aku harus terus optimis bahwa aku pasti bisa sembuh, bisa kembali normal lagi. Kan tahun depan insyaaAllah aku mau wisuda hehe...Aaminn.. dan insyaaAllah sebelum 15.10.15 aku bisa sembuh. Harus harus.. aku sudah janji sama kakakku mau nraktir nanti pas aku ultah. Ntahlah kapan mukjizat Allah datang, yang pasti mungkin Allah selalu menguji sampai dimana kesabaran ku ini. Harus optimis.. Doakan ya semoga selalu diberi kekuatan, keikhlasan dan kesabaran. InsyaaAllah Aamiin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS