Diagonal Select - Hello Kitty
RSS

la tahzan


LA TAHZAN INNALLAHA MA’ANAA


Bagi saya kata-kata itu lebih tinggi dari mantra “Aal izz well” yang sedang heboh dari film3 Idiots. Mungkin semacam obat penenang untuk hati yang gelisah. Ya, penggalan surat cinta Allah dari QS. Attaubah ayat 40 itu benar-benar bisa memerintahkan hati untuk lebih tenang dan tidak bersedih.
Sebenarnya kalimat tersebut mengena di hati saya ketika saya menonton film Ketika Cinta Bertasbih 2, saya lupa di bagian mana. Tapi sepertinya memang ada. Lalu, pernah suatu ketika saya bersedih dan seorang teman mengingatkan saya dengan kalamullah tersebut. Ya, dari situlah LA TAHZAN INNALLAHA MA’ANAA mulai familiar di telinga saya.
“Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.”
Kalau dilihat dari asbabunnuzul-nya, kalimat ini ialah kalimat yang diucapkan Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir hendak membunuh nabi SAW. Allah SWT memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada nabi. Sejak saat itu, Rasulullah keluar ditemani oleh Abu Bakar dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah. Beliau bersembunyi di suatu gua di dekat bukit Tsur. Di situlah beliau berkata kepada  sahabat beliau, “La Tahzan Innallaha Ma’anaa”.
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Attaubah:40)
Subhannallah.. Maha besar Allah dengan segala kekuasaanNya. Dari sini, kita bisa belajar bagaimana Rasulullah menghadapi kesulitan. Beliau tidak bersedih karena yakin akan pertolongan Allah. Saya jadi melihat diri saya sendiri. Apakah saya sudah benar-benar yakin dengan janji Allah itu? B.E.L.U.M. Bahkan untuk hal-hal yang sepele saja, saya masih sering menangis. *cengeng.. :’(
Ah, Al-Qur’an memang benar-benar obat terjitu untuk hati yang sedih. Ya, saat itu, saat hati saya benar-benar sedih bahkan saya mungkin juga lupa bahwa saya tidak sendiri, Allah memberikan obatnya untukku. Hanya ada satu kata di pikiranku siang itu. SENDIRI. Ya, aku merasa sendiri. Entah setan apa yang sudah merasuk di otak saya, saya larut dalam kesedihan hingga hanya penat yang terasa. Aku abaikan semuanya. Aku lupa atau entah aku lupakan semuanya hanya demi larut dalam kesedihan itu. Saya bahkan tidak sadar kalau saya termasuk hamba-hamba yang merugi, yang hanya meratapi kesedihan untuk memperoleh iba atau apa namanya. Saya bodoh. Bagaimana tidak bodoh namanya jika seorang hamba lupa pada Tuhannya dan selalu merasa sendiri???Astaghfirullah..
Alhamdulillah, Allah dengan sifat Rahman dan RahimNya masih menyadarkanku akan hal itu. Tiba-tiba aku teringat akan surat cintaNya yang harusnya menjadi pedomanku. Usai shalat maghrib, saya mengambil mushaf kecil yang terletak di atas almari. Saya buka halaman terakhir bacaan saya. Ketika itulah saya membaca kalimat itu. Tiba-tiba ada yang bergetar di hati saya. Ada embun yang menetes dalam keringnya jiwa.
La tahzan Innallaha Ma’anaa kembali terdengar dalam sayup-sayup melodi hati. Kata-kata yang sebenarnya sudah pernah ku dengar tapi tak pernah ku resapi maknanya kini mengalami respirasi. Ku hirup dan ku serap maknanya. Saya merasakan kesendirian itu lenyap. Ya Allah ampunilah hambamu ini. Tiba-tiba angin sadar berhembus sejuk dalam otak saya. Saya tidak sendiri. Buat apa saya sedih. Allah bersama kita. InsyaAllah..
Sejak itulah saya selalu merasa tenang hanya dengan menepuk dada saya dan saya katakan ”LA TAHZAN INNALLAHA MA’ANAA”. Ada keyakinan yang kuat bahwa saya bisa menghadapi apapun selama saya percaya bahwa Allah bersama kita. Bahwa kita tak sendiri. Asalkan kita juga tidak melupakanNya. Walau kadang saya tak sekuat dan sebisa yang saya katakan, tapi saya hanya berusaha untuk terus menjadi KUAT dan menjadi BISA.
Iya, hanya bermodalkan pada percaya Allah dan selalu berhusnudzon kepadaNya, kita bisa menjadi hamba yang kuat. “..sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. “ (QS Al-Baqarah:214)
Ya begitulah, saya begitu suka dengan kalimat itu bahkan sering menyebutnya. ;) Start from nowdon’t worry guys, coz everything’s gonna be okay. Semoga bermanfaat. Jangan meniru saya yang cengeng 
-azaleav :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS