Kuat, Kuat dan Harus Kuat
Teman2 mungkin penasaran ya dengan ceritaku
kemarin.. hehe. Oke sekarang episode 2. hehe...
Iya sakit itu tidak berhenti sampai disitu
saja. berlanjut ke bulan baru à
September. Yang keadaanya semakin parah, sangat sering kambuh. Merasakan
sakittt nya kepala dan mimisan banyakkk... iya mungkin lupa sudah berapa kali
dalam seminggu kambuhnya, kalo ga salah ada 3-4kali merasakan sakit kepala..
saat itu aku di ajak teman ku yg berinisial [i] beliau menemaniku untuk check
ke poliklinik yang ada di universitas ku..kemudian 1 temanku menyusul inisial
[s]. Yaps jadi ada 2 orang yang waktu itu menemaniku. Alhasil kata dokter itu,
baiknya check ke dokter spesialis saja. biar jelas sakitnya..
Wah bagi aku itu terlalu mainstream ya.. takut
dan biaya nya jugaa yang pastinya banyak. Aku bener2 bingung. Bingung buat apa
yang akan aku perbuat selanjutnya, bingung buat ngomong ke orang tua nya gimana,
bingung .. bingung dan bingung.... >_< selama aku sakit itu, tidak ada
teman yang tahu persis keadaanku. Bahkan teman sekamar pun terlihat sangat
cuek. Yang hanya membantu ku Cuma temanku yg inisialnya [i] tadi. Beliau sangat
care dan membantu jika aku lagi kambuh.. bersyukur karna masih ada orang yang
baik didunia ini.. heheh [lebay]
Dan satu lagi aku memutuskan untuk BREAK dari
BEM.. karena aku tidak mau membebani/merepotkan/menyusahkan rekan2 ku disaat
aku kambuh lagi. Karena kambuh aku bener2 histeris lah.. takutttt membuat
heboh... dan aku juga lagi ga bisa disibukkan dengan aktivitas2 tersebut.. aku
merasa sangat keberatan. Untungnya menteri ku pengertian, jadi dijinkannya aku
buat break dulu dari BEM. Namun dibulan2 ini aku masih saja ikut membantu
kegiatan2 yang menyangkut kerohanian misalnya MISKAH, IQ, dll, masih saja ikut
rapat dan masih saja ingin ikut aktivitas. Ternyata kambuh lagi... >_<
ahhh terasa begitu menyakitkan sekali....
Iyaah begitulah sampai pada akhirnya aku
beranikan diri buat bilang ke orang tua, dan memutuskan aku harus di check
lebih intensif yaitu ke dokter spesialis syaraf otak dan akupun menjalani serangkaian
aturan seperti -> puasa ½ hari, test darah, urine, dan melakukan test
CT-SCAN dikepala, itupun aku sendirian ke Rumah Sakit ST. Boromeus nya, dan aku
sama sekali ga bilang dengan temanku kalau aku mau check kesana. Hasil test pun
baru bisa didapat 3hari selanjutnya. Ahh betapa tidak aku kepikiran terus
dengan hasil itu. Saat waktu yang ditunggupun tiba, aku memutuskan untuk pergi
sendirian ke rumah sakit, karena aku merasakan amat sangat takut tentang hasil
yang akan diberikan dokter untukku, selalu aku berdoa agar hasilnya baik2 saja.
Aku pun menunggu beberapa menit dan dipanggillah namaku oleh pihak lab, dan
salah satu suster memberikan sebuah amplop putih yang cukup besar. Dan aku diajak
ngbrol untuk masalah dokter yang akan menangani ku secara medis.. aku makin
takut tentang apa isi amplop itu, rasanya ingin nangis tapi aku masih berhasil
menahannya. Karena aku seorang muslimah aku meminta kalo bisa dokter perempuan
saja.. jadi disana suster menyuruhku harus menemui dokter “Mei” atau “Ayu” dan
aku pun diantar keruangan beliau (dr.Mei) ahli spesialis syaraf otak yang lagi
bekerja saat itu.
Sebelumnya aku belum berani membuka isi amplop
itu. Karena aku tidak mau menjadi orang yang pertama tahu atas sakit yang aku
derita sendiri hihihi :D lucu yaa :D hehhe #skip.. iya setelah aku bertatap
muka dengan dokter yang amat ramah bagiku.. beliau islam loh... padahal rs nya
rs orang2 non muslim. Dokter nya juga pake jilbab jadi aku merasa sedikit lega
dan bisa terbuka dengan beliau. Setelah diajak berbincang sedikit mengenai
keluhan ku selama ini.. beliau meminta amplop yang saat itu ku pegang untuk
menjelasakn hasil yang ada di amplop itu. Aku pun memberikan amplop putih itu
untuk dilihat oleh dokter. Dokter Mei membuka nya secara perlahan dan aku semakin
deg-degan seraya terus memanjatkan doa agar hasilnya baik2 saja.
Dan ruangan pun hening sesaat, dokter pun
sambil melihat sesekali menatap mataku yang sudah berkaca-kaca L hhe sudah mau nangis dari tadi. Dan beliau menjelaskan
secara lembut, perlahan tentang hasil test ku saat itu.. Betapa terkejutnya aku
mendengar Vonis Dokter bahwa Aku terkena Kanker Otak Stadium 1. Yang awal
mulanya berasal dari sakitku yang dari sekolah yaitu Penyempitan syaraf otak
bagian kiri itu. Karena ada darah beku disekitar syaraf nya maka dari situ
munculah kanker yang bersifat tumor ganas yang menyerang otak kiri ku. Betapa hancurrr
hati ku saat itu.. nangis sejadi-jadinya. Syock berat... ntah aku sudah tidak
bisa ngomong apa2 lagi.
Aku bingunggg sungguh... bagaimana hati orang
tuaku jika tahu hasilnya buruk.. kasian mereka. Mereka yang sudah tua, yang
seharusnya hanya mendoakan ku kuliah disini tapi sekarang harus mencari uang yg
banyak demi aku untuk kesembuhan ku. Sedihh memang... tapi mau bagaimana lagi. Mungkin
dengan sakit ini Alloh menghapuskan segala dosa2ku, atau alloh ingin aku lebih
dekat denganNya atau alloh hanya ingin menguji keimananku atau alloh ingin
memberikan teguran buat ku atau atau atau Ahh ntahlah aku hanya bisa
menerimanya dengan Ikhlas, dan aku yakin bahwa rencana Alloh selalu berakhir
dengan kebaikan...! jika yang kudpat nanti tdk baik berarti itu bukan lah akhir
kan. Jadi berusaha strong se strong strongnya :D hehe
Setelah nangis, dokter pun memelukku untuk
sekedar menenangkanku. Setelah medengar motivasi dari beliau barulah aku bisa
menarik nafas perlahan.. dan mulai meredakan tangisku. Dan dokter menyuruhku
untuk segera mengambil tindakan lanjut supaya si kanker tidak menyebar ke area
lain. Namun aku belum bisa memutuskan apapun. Jadi 1 minggu kemudian aku harus
menemui dokternya, karena ibu dokter yg sangatttt baik beliau memberikan kartu
nama nya buat ku jika sewaktu2 ada yang ditanyakan atau membutuhkan sesuatu. Yah
akhirnya aku pulang, pulang pun aku ga langsung pulang keasrama. Heheh...
karena mata ku sembab (bengkak) akibat nangis yang kelamaan :D hehehe.. takut
temen2 asrama curiga. Jadi aku sih jalan2 dulu, buat meneangkan diri walaupun
tetap saja kepikiran,.. singkat cerita aku pulang dan berada di asrama. Setelah
itu aku memberi tahu ke menteri ku yaitu chandra dan aku akrab memanggilnya dengan
sebutan Kak Chandra. Karena faktor umur beliau lebih tua dariku 10 bulan :D
hehehe makanya aku memanggilnya dengan sebutan “kak” :D
Sama halnya denganku yang sama2 syock dengan
hasil test itu, kak chan memberikan aku nasihat yang begitu menyentuh.. yang
memotivasiku untuk kuat, sabar dan ikhlas menerima cobaan dari Alloh.. yang
meyakinkan aku pasti bisa sembuh dari sakit ini. Luar biasa care nya beliau..
dan akupun luluh terhadap apa yang dikatakannya padaku. Subhanalloh..........
To be Continued......